Bandung – Pemprov Jabar tengah berupaya mewujudkan smart province dengan membenahi infrastruktur jaringan telekomunikasi di 27 kabupaten dan kota. Salah satunya membangun 3.000 kilometer fiber optik dalam lima tahun mendatang.
Dirut PT Jabar Telematika (Jabartel) Aliyas mengatakan implementasi mewujudkan smart province ini dengan membangun fiber optik di jalan-jalan provinsi. Hal ini sebagai implementasi Keputusan Gubernur (Kepgub) terkait perencanaan fiber optik.
“Target memang sesuai dengan Diskominfo Jabar, akan dibangun tiga ribu kilometer fiber optik dalam lima tahun ke depan. Itu akan kami bangun bertahap dalam setahun sekitar empat ratus kilometer,” kata Aliyas di sela-sela workshop smart province di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/5/2018).
Ia menuturkan pemasangan fiber optik ini bekerja sama dengan pemerintah daerah di 27 kabupaten dan kota. Langkah ini untuk mengintegrasikan infrastruktur jaringan telekomunikasi di daerah dengan milik Pemprov Jabar.
“Jadi kerjasama kami dengan beberapa BUMD daerah dalam rangka bagaimana mengintegrasikan antara infrastruktur yang dibangun provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota. Kita mulai pertengahan tahun ini,” ungkap dia.
Menurut Aliyas, nilai investasi yang disiapkan Pemprov Jabar untuk memasang 3.000 kilometer fiber optik ini mencapai Rp 500 miliar. Pembiayaan tersebut akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta.
“Karena BUMD, kami punya keleluasaan dalam mencari investor dan meyakinkan investor ini fleksibel dan layak untuk didanai. Kebutuhannya kalau dari nilai awal itu sekitar 500 rupiah miliar, itu akan kami bagi dalam lima tahun ke depan,” ujar Aliyas.
Jabar Bangun 3.000 Kilometer Fiber Optik Senilai Rp 500 MiliarPemprov Jabar tengah berupaya mewujudkan smart province dengan membenahi infrastruktur jaringan telekomunikasi di 27 kabupaten dan kota. (Foto: Muklis Dinillah/detikcom).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jabar Hening Widiatmoko menjelaskan saat ini konsep smart city sudah terbangun di sejumlah daerah. Terutama di wilayah perkotaan yang sudah punya infrastruktur memadai.
“Kota-kota di Jabar sudah banyak yang maju seperti Depok, Kota Bogor, Cirebon, Indramayu juga, Kota Bandung. Tetapi memang fondasinya infrastruktur, mereka lebih siap,” kata Hening di lokasi yang sama.
Berbicara infrastruktur, di Jabar terjadi ketimpangan antara wilayah Utara, Tengah dan Selatan. Wilayah Selatan jauh lebih tertinggal dari segi infrastruktur dibandingkan dengan Utara dan Tengah.
“Wilayah kabupaten juga masalah, karena kan luas sekali (wilayah) Mau bangun infrastruktur pakai kabel, cukup mahal. Kalau pakai wireless, teknologinya masih membatasi untuk efektif. Jadi saya pikir kalau kabupaten di Jabar memprioritaskan lembaga pemerintah dulu,” tutur Hening.
Menurutnya biaya yang besar belum tentu menentukan kesuksesan daerah membangun smart city. Sebab, sambung dia, smart city tidak hanya bergantung terhadap infrastruktur tetapi juga sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
Ia menilai perlu ada suntikan informasi yang utuh mengenai tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Selain itu, sambung dia, political will kepala daerah juga menjadi langkah penting untuk mewujudkan hal tersebut.
“Kita kan tahu ya, pengelolaan pemerintah rata-rata bukan orang yang lahir di era milenial. Kalau itu (SDM) tidak disiapkan, kita ketinggalan jauh. Pemahaman kepala daerah terutama perlu ada political will untuk menyerap dan menganggap bahwa ini kebutuhan,” kata Hening.
(bbn/bbn)
https://news.detik.com/jawabarat/4019892/jabar-bangun-3000-kilometer-fiber-optik-senilai-rp-500-m